Cut the Tosh, Ubah Narasi Jadi Aksi

Cut the Tosh

Cut the Tosh merupakan gerakan atau gebrakan anyar dari Multi Bintang Indonesia (MBI) yang berkolaborasi dengan berbagai elemen seperti aktivis lingkungan hidup untuk menciptakan alam agar tetap sehat.

Segala cara dilakukan untuk mendukung gaya hidup berkelanjutan yang ramah lingkungan atau sustainability lifestyle, serta gerakan ini pun dirangkai dengan harapan adanya aksi nyata dalam menyelamatkan lingkungan dan bukan sekadar wacana atau basa-basi.

Oleh karena itu pahami terlebih dahulu apa itu Cut the Tosh, tujuan gerakan dan mengapa kita harus ikutserta dalam menjaga alam agar tetap sehat.

Cut the Tosh

Cut the Tosh yaitu gerakan praktik keberlanjutan yang diprakarsai Multi Bintang Indonesia (MBI), produsen dari merek bir ikonik dan kebanggaan Indonesia, Bir Bintang dan merek bir internasional, Heineken.

Cut the Tosh

Oleh karena itu demi menjaga alam tetap sehat, MBI mengusung tema “Embracing Differences, Brewing Togetherness”. Lembaga dari berbagai sektor berbeda dapat menciptakan kolaborasi yang bermakna dan menghasilkan manfaat bagi banyak orang dengan mengesampingkan kepentingan dan ambisi masing-masing dan memandang perbedaan sebagai perspektif baru yang saling memperkaya.

Seluruh inisiatif yang tertuang dalam Sustainability Report 2021 ini bernaung di bawah tiga pilar utama, yakni Lingkungan, Sosial, dan Konsumsi yang Bertanggung Jawab. Tiga pilar tersebut menjadi fokus utama perusahaan mengingat relevansinya dengan kondisi lingkungan dan masyarakat saat ini.

Tiga Pilar MBI Menjaga Alam Agar Tetap Sehat

1. Lingkungan (Menciptakan Air Bersih)

Daerah aliran sungai yang bersih tidak hanya penting untuk menjamin kegiatan operasional, tapi juga menjamin kehidupan masyarakat di sekitar sungai. Oleh karena itu MBI memasang perangkap sampah atau penghalang sampah di sungai-sungai Jawa dan Bali, serta menyelenggarakan upaya penghijauan bersama masyarakat lokal. Ucap Ika Noviera selaku Direktur Corporate Affairs Multi Bintang Indonesia.

Bahkan berkomitmen untuk melakukan restorasi 428 hektar area hulu Daerah Aliran Sungai Brantas dan Cisadane hingga 2025 dan akan terus berkolaborasi dengan berbagai organisasi.

Lingkungan Cut the Tosh

MBI sangat memperhatikan pengelolaan air, mengingat air merupakan 95% dari bahan dasar pembuatan bir. Program pengelolaan air ini mencakup berbagai inisiatif yang dilakukan dari hulu hingga ke hilir, mulai dari penghijauan hutan hingga pembangunan waste trap yang berfungsi sebagai penangkap sampah agar tidak mengalir di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) hingga ke laut.

2. Sosial (Kolaborasi LSM Lokal)

Multi Bintang Indonesia tidak bekerja sendirian, melainkan gandeng beberapa LSM seperti WEHASTA dan Yayasan Bambu Lestari. Kedua LSM tersebut hadir dikalangan masyarakat.

Sisyanto (Cak Toko) direktur Wahana Edukasi Harapan Alam Semesta (WEHASTA) ialah salah satu sosok pegiat lingkungan hidup di Jawa Timur. yang memiliki banyak pengalaman di bidang persampahan, pertanian organik, pemberdayaan masyarakat dan penyelamatan sungai.

Sisyanto (Cak Toko)

Singkat cerita Cak Toko berhasil dengan Bank Sampah di Surabaya, namun pasmomen pulang kampung (Mojokerto), beliau melihat bank sampah kurang diperhatikan. Akhirnya Cak Toko giat mengembangkan Bank Sampah di Mojokerto yang berawal dari narasi menjadi aksi.

Melalui tangan Cak Toko dan dukungan dari MBI menyediakan pelatihan dan bantuan lainnya seperti peralatan dan pendanaan untuk mendukung bank sampah lokal. Tahun ini, 16 bank sampah baru telah didirikan, yang tersebar di daerah Tangerang dan Mojokerto.

Sosial Cut the Tosh

Terdapat 300 bank sampah. Ibu rumah tangga tidak hanya menjadi sebagian besar anggota bank sampah, tetapi juga memainkan peran penting sebagai pemimpin di bank sampah lokal. Program ini telah membuka kesempatan untuk pemberdayaan perempuan serta menghasilkan pemasukkan tambahan bagi rumah tangga dari penjualan produk daur ulang.

Selain Bank Sampah, MBI juga berkolaborasi dengan Yayasan Bambu Lestari yang dipimpin Monica Tanuhandaru. LSM tersebut berbasis di Bali dan berafiliasi dengan International Bamboo Foundation (IBF) di Amerika Serikat. Bambu merupakan jenis tanaman penyimpan air yang baik, misalnya dalam satu musim penghujan, satu rumpun bambu mampu menyimpan sekitar 3000 hingga 5000 liter air. Tutur Monica Tanuhandaru.

Yayasan Bambu Lestari

Bahkan di Tanah Air tidak asing lagi dengan tanaman bambu, karena didalam sejarah indonesia para pejuang memakai bambu sebagai alat tempur melawan penjajah. Selain itu bambu juga bisa digunakan seperti membangun rumah, pagar, perabotan rumah dan kandang ternak.

3. Konsumsi yang Bertanggung Jawab

Bahan baku bir ialah 95% adalah air, dan setiap hari kami diingatkan tentang betapa berharganya sumber daya ini bagi semua orang. Itulah sebabnya mengapa melindungi air menjadi fokus utama dalam aspek lingkungan.

Banyaknya limbah kemasan produk yang terkontaminasi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menjadi sebuah masalah yang signifikan di Indonesia. Serupa dengan produk MBI berbentuk botol gelas dan kaleng aluminium, dapat didaur ulang.

Konsumsi yang Bertanggung Jawab

MBI merancang sistem pengembalian kemasan yang dapat membantu mengurangi pembuangan ke TPA sekaligus mengurangi kebutuhan membeli botol baru. Tahun ini, kami membuat sebuah roadmap untuk 2021 hingga 2023, yang bertujuan untuk mengadvokasi konsumsi alkohol yang tidak berlebihan serta melawan penggunaan alkohol yang berbahaya. Ucap Fainta Negoro selaku Sustainability and Partnership Lead.

Strategi kami untuk tahun pertama dimulai dari program internal untuk karyawan, karena kami percaya bahwa sebelum merangkul komunitas eksternal, kami harus terlebih dahulu membangun fondasi yang kuat di dalam perusahaan, mulai dari diri sendiri. Tutup Fainta Negoro.

Kesimpulan

Cut the Tosh merupakan terobosan anyar yang dilahirkan oleh Multi Bintang Indonesia demi merawat alam agar tetap sehat dengan rangkaian agenda meliputi :

  • Tipple Talk, sebuah thought-provoking forum untuk membicarakan isu seputar lingkungan, sosial, dan responsible consumption.
  • Sustainability Competition/CTT Incubators, yaitu inkubator ide-ide keren dan inovasi terkait keberlanjutan dari mahasiswa-mahasiswa Indonesia.
  • CTT 3 Days Summit, di mana kami mengundang berbagai penggerak dan pendobrak yang telah berkontribusi dalam ‘meracik Indonesia yang lebih baik’.
Kegiatan Cut the Tosh

Selain itu MBI juga mementingkan segala aspek Lingkungan (Menciptakan Air Bersih), Sosial (Kolaborasi LSM Lokal), dan Konsumsi yang Bertanggung Jawab itulah menjadi pilar utama demi kesejahteraan masyarakat disekitarnya.

Gerakan Cut the Tosh ialah sebuah pengingat, gerakan atau ajakan bagi para pemangku kepentingan untuk menciptakan kolaborasi yang bermakna agar dapat meningkatkan upaya, skala dan dampak dari praktik keberlanjutan, dengan rencana dan target yang terukur.

Jadi, mari sama-sama kita berkolaborasi agar alam tetap sehat, bumi membaik dimulai dari hal yang kecil seperti “Tidak Membuang Sampah Sembarang”.

About Eko Prasetyo

Berawal karir menjadi Admin Penjualan. Kemudian menjadi Content Writer di TeknoUp.com , kini mengarungi karir menjadi Freelance Writer Blogger. Bukan blogger pemula, bukan juga blogger mastah. Tapi Blogger yang menyajikan informasi secara aktual kepada masyarakat.

View all posts by Eko Prasetyo →

21 Comments on “Cut the Tosh, Ubah Narasi Jadi Aksi”

  1. Sudah selayaknya perusahaan tidak hanya memperbesar profit tetapi juga aktif andil dalam memastikan konsumsi yang bertanggung jawab serta memperhatikan kesejahteraan sosial dan lingkungan.

  2. Sudah lama di daerah tempat tinggalku memberikan wacana untuk bank sampah.. Tapi ya begitulah, sepertinya hanya tinggal wacana saja.. Tapi kalau kita langsung aktif dan terjun turun tangan seperti ini pasti akan langsung berjalan ya programnya..

  3. Salut deh sama brand Bir Bintang dan Heineken ini, ternyata masih memikirkan terkait lingkungan, sosial, dan konsumsi yang bertanggung jawab.

    Memang sih tiga pilar tersebut bisa jadi fokus utama perusahaan mengingat relevansinya dengan kondisi lingkungan dan masyarakat saat ini sangat dekat ya

  4. Senang deh kalo baca gerakan perubahan yang berkaitan dengan lingkungan, sosial, ekonomi, dan kemasyarakatan.

    Apalagi yg namanya gerakan perubahan memang gak bisa jalan hanya satu dua pihak, tapi butuh semua pihak dan orang untuk ikut andil serta di dalamnya demi perubahan yang lebih baik.

    Semoga gerakan Cut the Tosh ini bakalan terus dijalankan sampai ke depannya karena bermanfaat untuk kepedulian terhadap lingkungan dan dampaknya bagi masyarakat.

  5. Senang dengan kepedulian banyak pihak dalam mengurangi bahkan pengelolaan sampah. Karena harus sejak dini kelola sampah dengan benar karena dampaknya juga besar untuk lingkungan

  6. semakin lama semakin banyak ada acara yang berhubungan dengan topik pelestarian lingkunga.. So happy bacanya dan ikut dapat ilmunya juga, terima kasih sudah sharing kak

  7. Wah keren sekali program ini ya
    Memang butuh gebrakan nih, mengubah narasi menjadi aksi
    Pelestarian lingkungan butuh langkah konkrit

  8. Tidak sekedar hanya menuliskan program tapi juga menjalankannya agar mengajak lebih banyak masyarakat untuk bergerak bersama dan berkolaborasi bersama untuk menjaga kelestarian alam.

    1. Perusahaan yang besar memang harus begini. Peduli pada lingkungan, sampah dan lainnya. Semoga bisa menjadi contoh untuk perusahaan lainnya agar peduli pada lingkungan dan keberlangsungan ekosistem.

  9. Sayangnya, bank sampah di lingkungan rumahku sekarang off, Kak. Alasannya karena pengurusnya sibuk dengan urusan masing-masing. Semoga suatu saat nanti, bisa aktif lagi ya, Kak. Lumayan, setidaknya bisa mengurangi sampah rumah tangga.

  10. Salut banget sama komitmen MBI untuk melakukan restorasi 428 hektar area hulu Daerah Aliran Sungai Brantas dan Cisadane hingga 2025. Dengan terus berkolaborasi bersama berbagai organisasi, sustainability lifestyle pun pasti
    bisa terwujud nih

  11. Wah aku jadi nambah wawasan baru hehhee

    Btw, suka dg taglinenya ya narasi jadi aksi kayake semua gerakan agar tak jadi wacana saja harus segara tak action kayam pak toko nih
    .senengnya dengan mulai bermunculan orang-orang yang aware dengan lingkungan.

    Semua perlu ambil peran minimal dari rumah kita dan kita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *